Kamis, 27 Maret 2014



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Jelaskan peranan pemisahan dalam proses analisis kimia!
2.      Tuliskan tiga tujuan pemisahan dalam pekerjaan analisis kimia!
3.      Klasifikasikan pemisahan atas dasar tipe poses yang terjadi dalam analisis kimia!
4.      Jelaskan peranan kimia analisis dalam bidang kedokteran!
5.      Jelaskan peranan kimia analisis dalam bidang analisis penelitian!
6.      Sebutkan dan jelaskan pembagian kimia analitik!
7.      Sebutkan tahap pemisahan dalam  proses analisis!
8.      Sebutkan kriteria secara statistic dari teknik sampling yang baik!
9.      Tuliskan tahapan sampling secara umum!
10.  Sebutkan persyaratan yang diperlukandalam identifikasi dan penentuan kuantitatif suatu senyawa!
11.  Jelaskan setiap langkah dalam proses analisis kimia dalam metode ilmiah!
12.  Jelaskan tiga teknik pelaksanaan peleburan suatu sampel yang akan dianalisis!
JAWABAN
1.      Peranan pemisahan dalam analisis kimia adalah memisahkan komponen yang dicari dari komponen-komponen lain yang dapat mengganggu identifikasi kualitataif dan penentuan kuantitatifnya.
2.      Tiga tujuan pemisahan dalam pekerjaan analisis kimia:
a.       Pemurnian senyawa agar didapatkan senyawa yang murni
b.      Mengindetifikai suatu senyawa
c.       Menentukan secara kuntitatif komponen yag dicari dari suatu sampel
3.      Tipe proses pemisahan
a.       Mekanis:
1) pengayaan dan eksklusi (ukuran):
    Dianlisis
    Kroamtografi eksklusi
    Pembentukan senyawa eksklusi
    Filtrasi dan ultrafiltasi
b.      Sentrifugasi (densitas):
Fisik
c.       Partisi:
1) Kromatografi gas cair
2) Kromagtorafi gas padat
4) Kromatogrfi cair-cair
5) Ekstraksi cair-cair
6) Elektroforesis zona
7) Fraksionasi busa


 d.    Perubahan keadaan:
1) Destilasi
2) Sublimasi
                   3) Kristalisasi
                   4) Pemurnian zona
                   5) Kimia
e.    Perubahan keadaan:
                  1) Pengendapan
                 2) Elektrodeposisi
                 3) Penopengan
                 4) Pertukaran ion
4. Dalam bidang kedokteran, kimia nalitik adalah basis untuk uji-uji laboratorium yang menbantu dokter mediagnosa penyakti dan memetakan perkembangnan dari proses penyembuhan.
5.  Sebagian besar penelitian menggunakanm kimia analitik untuk keperluan penelitiannya. Sebagai contoh pada penelitian korosi logam, maka ditentukan berapa konsentrasi logam yang terlarut dalam lingkungan air. Di bidang pertanian, suatu lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat kesuburan ditentukan dengan mengetahui tingkat konesentrasi unsur yang ada dalam tanah, misalnya konsentrasi N,P, K dalam tanah.
6.  Kimia analisis kualitaif menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa dalam sampel.
Kimia analisis kuantitatif menytakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel.
7.  Tahap pemisahan dalam proses analisis kuantitatif:
a. Seleksi dan penyiapan sampel
b. Pengukuran sampel
c. Pelarutan sampel
d. Perlakuan awal sampel (sperti pengaturan Ph)
e. Pemisahan komponen yang diinginkan
f. Pengukuran yang diinginkan
g. Penganalissan data dan pelaporan
8.  Kriteria sampling yang baik yaitu:
            a. Bila rata-rata sampel memberikan sebuah estimasi yang tidak menyimpang.
b. Sampel harus memberikan estimasi yang tidak menyimpang dari varians populasi.
            c. estimasi ukuran sampel yang diperlukan dari amteri yang bersifat partikel kasar.
9.  Tahapan sampling secara umum dapat digambarkan sebaga berikut:
 a. Pengumpualan sampel lapangan (gross sampel) dari unit-unit pengambilan sampel  di lapangan.
b. Pengurangan jumlah dan ukuran sampel lapangan menjadi partikel-partikel dengan ukuran yang cocok untuk pengiriman kelaboratorium. Proses kedua ini menghasilakan sampel yang dikeanl sebagai sampel laboratorium.
c. Pengurangan sampel laboratorium menajdi sampel yang siap dianalisis, yang dikenal sebagai sampel analitik.
d. Penyimpanan sampel analitik dengan caracara tertentu, sesuai dengan sifat sampel.
10. Dalam identifikasi dan penentuan kuantitatif suatu senyawa, diperlukan persyaratan slektif, peka dan spesifik terhadap suatu pereaksi atau alat ukur yang digunakan. Komponen-kom[ponen lain yang berada bersama-sama dengan komponen yang dicari dapat mengganggu identifikasi dan penentuan kuantitatif karena ketiga syarat tersebut tidak kurang dapat terpenuhi.
11. Langkah-langkah sistematis dalam proses analisis kimia:
             a. Menetapkan masalah
             b. Melakukan kajian teoritik dan menarik hipotesa
             c. Melakukan eksperimen atau observasi
             d. Mengolah data hasil observasi
             e. Menarik kesimpulan
12. Teknik pelaksanaan peleburan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Timbang sampel dengan mencampurkan sampel dan fluks dengan menggunakan  perbandingan   1 : (5-10), aduk sampai benar-benar homogen.
b. Memasukkan campuran sampel dan fluks ke dalam cawan peleburan, maksimal separuh dari volume cawan, kemudian tutup.
c. Panaskan pada suhu rendah, kemudian naikkan suhu tahap demi tahap sampai suhu yang diinginkan. Lakukan proses peleburan sehingga semua leleh dan menghasilkan cairan jernih.

BAB II
PENGELOLAAN DATA HASIL ANALISIS

1.         Hitunglah kepekaan analisis dari analisis berikut :
a.       Titrasi 25 mL dengan NaOH sebagai titran, jika digunakan konsentrasi awal NaOH 10-1 M, 10-2 M, 10-3 M dan 10-4.
b.      Data penentuan Fe secara AAS sebagai berikut :

No.
[Fe] (ppm)
Absorbansi (A)
1.       
1,0
2,0
3,0
5,0
6,0
0,213
0,345
0,435
0,525
0,745

1).  Tentukan persamaan regresi lienarnya !
2).  Hitunglah kepekaan analisis Fe. Jika kepekaan instrument adalah 99%.
2.         Suatu sampel soda abu dianalisis secara titrasi menggunakan HCl standar. Analisis dilakukan sebanyak tiga kali dengan hasil 93,60; 93,58, 93,59 Na2CO3. Pada rentang berapakah harga sesungguhnya berada, jika digunakan kepercayaan 95%.
3.         Pada suatu pengukuran diperoleh presisi hasil sebagai berikut 22,23; 22,24; 22,25; 22,09 dan 22,15%. Apakah hasil pengukuran 22,09 % dapat dianggap valid?
4.         Hitunglah mean, median, range , simpangan baku mutlak (S), simpangan baku relative (Sr) dan interval kepercayaan 80% untuk data berikut : 73,8; 73,5; 74,2; 74,1; 73,6 dan 73,5. (jawab : m = 73,8; med = 73,7; range = 0,7; S = 4,1 x 10-3 dan inter keperc. 80% = 73,6-74,0).
5.      Hitunglah mean, simpangan baku relative (dalam ppt)dan interval kepercayaan 90% dari data berikut : 41,29; 41,31; 41,30; 41,29; 41,35; 41,30; dan 41,28. Bandingkan dengan table nilai Q jika sesuai.
6.      Sekelompok mahasiswa mendapatkan hasil pembacaan buret sebagai berikut 31,45, 31,48, 31,46, 31,46, 31,44, 31,47, dan 31,46. Hitunglah mean, simpangan baku relative (%) dari interval kepercayaan 95% dari data tersebut.
7.      Anda membuat larutan induk Zn (II) menggunakan buret dan labu takar. Titik juga konsentrasi larutan Zn (II) induk = (0,01271 ± 0,00003) M dan jika melarutkan 15,38 mL larutan induk tersebut dari buret kedalam labu takar 100 mL, berapakah konsentrasi Zn (II) dalam labu takar tersebut dan berapakah simpangan baku mutlaknya ? anggaplah bahwa simpangan baku dari pembacaan buret ± 0,02 mL dan pengisian labu takar ± 0,03 mL dan volume yang dikeluarkan dari buretb dihasilkan dari dua pembacaan dengan simpangan baku masing-masing ±0,02 mL.
8.      Hitunglah volume asam asetat glasial (100%) yang diperlukan untuk membuat 500,0 mL larutan asam asetat 0,250 F. kerapan reagen tersebut adalah 1,05 g/mL.
JAWABAN
1).   Menghitung kepekaan
a)         Titrasi
·      mol 1  : 25 mL x 10-1 mol / L
                           :  0,025 L x 10-1 mol / L
                           :  25 x 10-4 mol
·      mol2   :  25 mL x 10-2 mol / L
:  25 x 10-3  L x 10-2 mol / L
:  25 x 10-5 mol
·      mol3   :  25 mL x 10-3 mol / L
:  25 x 10 -3 L x 10-3 mol/ L
:  25 x 10-6 mol
·      mol5   :  25 mL x 10-4 mol / L           
:  25 x 10-3 mol x 10-4
:  25 x 10-7 mol
b)        Persamaan regresi linear :
·           A = k x c atau k = A / c
·           Kecepatan terhadap [Fe] =  absorbansi (A)
    [Fe] (ppm)
=  0,4526
    3,4 absorbansi / ppm
=  0,1331 ppm

2.     ∑xi        =   X1 + X2 + X3
                        3
               =  93,60 + 93,58 + 93,59
                                       3
               =  93,59
4.  Pengukuran 22,09 tidak dianggap valid karena tingkat kesalahan rata-ratanya   berkisar yaitu 22,196-22,09= 0,102, jadi menurut saya pengukuran ini tidak dianggap valid karena tingkat kesalahannya besar.
5.     jawaban:
a.  Mean = x1 + x2 +  x3 + X4 + X5
      n
                        = 73,8 + 73,5 + 74,2 + 71 + 73,6
                                                5 
                        = 73,8
b.     Data : 73,5; 73,5; 73,6; 73,8; 74,1 dan 74,2, maka median (nilai tengah) =     74,2
c.  Range = nilai tertinggi – nilai terendah
    = 74,2 – 73,5
    = 0,7
d.  Simpangan baku
 Xi                                              (x-m)2
 73,8                                           (73,8-73,8)2
 73,5                                           (73,5-73,8)2                          
74,2                                            (74,2-73,8)2
74,1                                             (74,1-73,8)2
73,6                                             (73,6-73,8)2
73,5                                              (73,5-73,8)2
∑xi  = 442,7                                 ∑xi  = (xi-m)2 = 0,=83
M = 442,7/6 = 73,8, derajat kebebasan = 5
S = (0,47/5)1/2 = 0,41 = 4,1 x 10-1
Sr =  0,41/73,8 = 5,56 x 10-3
Interval kepercayaan 80% = 73,6-74,0.

6. jawaban:
a.           X rata-rata  =    X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6
                                                 6
                             =   41,29 + 41,31 + 41,29 + 41,35 + 41,30 + 41,28
                                                               6
                             =   41,30
b.        Simpangan baku :
S   =   √∑(Xi – X rata-rata)2
                           n
=  √(41,29 – 41,30)2 + (41,31 – 41,30)2 + (41,29 – 41,30)2 + (41,35 – 41,30)2 +      (41,30 -41,30)2 + (41,28 – 41,30)2
                                                   6
               =  √(-0,01)2  + (0,01)2 + (-0,01)2 + (0,05)2 + (-0,02)2
                                                6
            =  0,25
c.       Interval kepercayaan = 41,29-41,31
7. Jawaban:

a.         X rata-rata  =    X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7
                                                       7
                             =   31,45 + 31,48 + 31,46 + 31,46 + 31,47 + 31,44 + 31,46
                                                                     7
                             =   31,46
b.         Simpangan baku :
S   =   √∑(Xi – X rata-rata)2
                           n
=  √(31,45 – 31,46)2 + (31,48 – 31,46)2 + (31.46 – 31,46)2 + (31,46 – 31,46)2 +      (31,44 -31,46)2 + (31,47 – 31,46)2 + (31,46 – 31,46)2
                                                         7
               =  0,04%
c.       Interval kepercayaan 95% = 31,45 – 31,47 mL  


8. jawaban:
    


BAB III
ANALISIS KUALITATIF ANION

PILIHAN GANDA
1.        Ion  CO32- dan HCO3- dapat dibedakan menjadi :
a.       Indikator universal
b.      Penambahan larutan buffer
c.       Penambahan asetat
d.      Pemanasan
e.       Penambahan NaOH
Jawab:
d.      pemanasan

2.        Reaksi penetapan ion halide menggunakan…
a.       H2SO4 encer
b.      KNO3
c.       Nyala api
d.      Ba2+
e.       Fe3+
Jawab:
b.      KNO3

3.        Ion sulfat mengendap dengan kation berikut, kecuali…
a.       Ba2+
b.      Ca2+
c.       Pb2+
d.      Cu2+
e.       Ag+

Jawab:
b.      Ca2+

4.        Anion yang bersifat reduktor adalah …
a.       Nitrat
b.      Kromat
c.       Bromat
d.      Permanganat
e.       Oksalatat
Jawab:
b.      kromat

5.        Anion-anion berikut yang merupakan golongan sulfat adalah …
a.       PO43-
b.      NO3-
c.       SO43-
d.      CO32-
e.      BO2-
Jawab:
a.       PO43-
Essay

1.        Tuliskan reaksi dengan jelas apa yang akan terjadi dalam pemeriksaan anion-anion CO32-, SO42-, Cl-, dan CH3COO-!
Jawaban :
·      CO32-   +  2H+       H2CO3          CO2  +  H2O
·      SO42-  +  4H+  +  2e      H2SO4  +  H2O
·      AgCl  +  2NH3             [Ag(NH3)2]+  +  Cl-
·      Pb(CH3COOH)2  +  H2S             PbS  +  2CH3COOH

2.        Apakah kesimpulan tentang jenis anion atau anion-anion yang dapat larut dalam air, yang diturunkan oleh observasi berikut :
a.       Padatannya berwarna putih
b.      Perlakuan padatan dengan asam sulfat pekat dingin tidak memperlihatkan perubahan
c.       Penambahan asam perklorat encer dan perak nitrat pada larutan sampel tidak memberikan endapan
d.      Bila tetesan larutan sampel ditambahkan ke dalam larutan MnCl2 dalam HCl pekat, tidak terjadi perubahan wara.

Jawaban :
a.    CrO42- tidak mungkin ada dalam sampel, karena warnanya tidak putih.
b.    S2-, SO32-, CO32-, NO2-, I-, Br-, Cl- tidak mungkin ada dalam sampel, karena perlakuan dengan asam sulfat pekat akan membebaskan gas, kemungkinan sampel mengandung anion PO43-, NO3-, SO42-.
c.    Tidak dapat mengeliminasi anion yang ada.
d.   NO3-, sebagai anion pengoksidasi akan warna larutan MnCl2, jadi tidak mungkin ada dalam sampel.

3.        Suatu sampel cair diperkirakan mengandung anion-anion SO32-, CO32- dan I-. sarankan suatu prosedur untuk mengidentifikasi adanya anion-anion tersebut!
Jawaban :
a.       SO32-    :  Dapat melakukan pengujian cara pengujian sulfat
b.      CO32-  :  Sampel direaksikan dengan asam sulfat, gas terbentuk dialirkan ke                dalam air barit, terbentuk endapan putih.
c.         I-         :  Larutan direaksikan dengan Fe(III) dan CCl4, lapisan organik                                  berwarna ungu.

4.        Padatan tak berwarna mudah  larut dalam air, memberikan larutan yang bersifat netral. Penambahan asam sulfat pekat dingin pada larutan sampel membebaskan warna coklat. Bila larutan perklorat ditambahkan ke dalam larutan sampel, kemudian dipanaskan segera membebaskan gas berwarna coklat yang berbau menyengat. Penambahan beberapa tetes larutan sampel pada larutan besi (III) klorida, kalium heksasionoferat (III) dan HCl menghasilkan endapan putih. Perlakukan sampel asam nitrat dan perak nitrat menghasilkan endapan yang larut sempurna dalam larutan ammonia. Anion-anion apakah yang terdapat dalam sampel padat?

5.        Sebutkan golongan-golongan dalam anion.
Jawaban :
Golongan I : golongan sulfat
Golongan II : golongan halida
Golongan III : golongan nitrat


BAB IV
ANALISIS KUALITATIF KATION
1.    Sebutkan pereaksi yang dapat mengendapkan kation golongan I, II, III, IV dan V!
Jawaban :
a.       Golongan I yaitu asam klorida (HCl)
b.      Golongan II yaitu hidrogen sulfida (H2S)
c.       Golongan III yaitu hirogen sulfida dalam buffer amoniak-amoniak klorida atau amonium sulfida ((NH4)2SO4)
d.      Golongan IV yaitu amonium karbonat dengan adanya amonium klorida
e.       Golongan V yaitu untuk kation golongan V tidak cukup dipisahkandengan 1 pereaksi spesifik. Ion amonium diidentifikasi dari sampel yang tidak diketahui melalui gas yang dibebaskannya. Untuk aktion lainnya tidak ada pereakasi pengendap yang spesifik. Tamabahn identifikasinya dilakukan dengan menggunakan tes nyala.

.
2.    Jelaskan dasar penggolongan kation ke dalam empat  golongan!
Jawaban :
a.       Kation golongan I (Hg22+, Ag+ dan Pb2+)
Kation golongan I terdiri dari ion logam yang garam kloridanya tidak larut dalam larutan asam. Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan ini adalah basa klorida, sehingga golongan I sering disebut sebagai basa klorida, golongan klorida atau golongan perak. Dalam suasana asam, klorida dari kation dari golongan lain larut.
b.      Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb3+ atau SbO+, Cd, Sn2+)
Sulfida dari golongan II merupakan endapan yang dihasilkan dari penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer (0,25-0,30 M) ke dalam larutan sampel. Golongan II sering juga disebut asam hidrogen sulfida atau golongan tembaga-timah. Walaupun tidak dimasukkan dalam skema pemisahan, karena bersifat sangat beracun, arsen dan bismut juga termauk dalam golongan ini.
c.       Kation golongan III (Zn2+, Mn2-, Fe2+, CO2+, Ni2+, Al3+ dan Cr3+)
Ion-ion dari golongan III semuanya diendapkan oleh hidrogen sulfida dalam buffer amoniak-amonium klorida. Golongan ini golongan hidrogen sulfida atau golongan alumunium-besi. Sulfida tidak dapat diendapkan pada golongan II akan erliaht pada golongan III memiliki ksp lebih besar dibanding golongan II sehingga dibutuhkan konsentrasi S2- yanf lebih tinggi dipenuhi oleh larutan hidrogen sulfida dlam suasan basa (pH 9).
d.      Kation golongan IV (Ca2+ dan Ba2+)
Kalsium dan barium terletak dalam satu golongan, sehingga keduanya memiliki sifat kimia yang mirip dan sulit untuk dipisahkan. Karena hanya terdiri dari dua kation dan memiliki kemiripan sifat, maka untuk golongan ini dibahas secara bersama-sama.
e.       Kation golongan V ( Mg2+, Na+, K+ dan NH4+)
Senyawa kation golongan V memiliki derajat kelarutan  sangat tinggi, sehingga kadang-kadang disebut sebagai golongan larut. Untuk identifikasi kation golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik. Ion amlnium diidentifikasi dari sampel yang tidak diketahui melalui gas yang dibebaskannya
3.    Langkah-langkah apa yang ditempuh dalam uji pendahuluan analisis kation!
Jawaban :
Uji pendahuluan analisis kation :
a.       Pengamatan warna padatan dan larutan. Senyawa-senyawa mampu menunjukkan jenis warna khas baik dalam bentuk padatan maupun larutan. Logam-logam tembaga, nikel, mangan, kromium, bobal dan besi menghasilkan garam-garam warna. Demikian juga garam-garam kromat, dikromat dan permanganat juga mampu menunjukkan warna spesifik.
b.      Reaksi nyala. Beberapa kation mampu memberikan warna khas pada nyala Burner, dengan mengamati warna-warna ini data diketahui ion manakah yang mungkin ada dalam campuran. Pengujian ini dilakukan dengan garam klorida, mengingat garam klorida lebih cepat menguap dibandingkan dengan garam lainnya.

4.    Kation apa yang bisa diuji langsung dari sampel!
Jawaban :
a.       Cl-         :  Gas kuning, bau merangsang, memerahkan lakmus
b.      CO32-    :  Gas tak berwarna, menghasilkan air barit
c.       CrO42-   :  Gas tak berwarna, bau merangsang
d.      OAc      :  Gas bau asam cuka jika dipanaskan
e.       NO3-     :  Gas coklat, bau merangsang jika dipanaskan
f.       Br-         :  Gas coklat, bau merangsang, memerahkan lakmus
g.      I-           :  Gas ungu, bau merangsang
h.      S2-         :  Gas, bau telur busuk, pengendapan belerang
i.        SO42-     :  Tidak ada perubahan yang jelas.



BAB V
METODE ANALISIS KUANTITATIF

1.      Jelaskan asam-basa menurut Arrhenius-Oswald dan Bronsted Lowry!
Jawaban :
a.       Arrehenius –Ostwald
Teori yang dikemukan oleh Arrhenius antara lain : asam dinyatakan sebagai senyawa yang dapat
b.      Bronsted Lowry
Menurut Bronsted asam adalah suatu sspesi yang bias memberikan protonnya atau kelebihan proton sedangkan basa adalah spesi yang bias menerima porton.

2.      Jelaskan perbedaan asidimetri dan alkalimetri!
Jawaban :
a.       Asidimetri adalah penentuan kadar basa bebas dan garam terhidrolisa dari asam lemah. Larutan bakunya adalah asam.
b.      Alkalimetri adalah penentuan kadar basa bebas dengan garam terhidrolisa dari basa lemah. Larutan bakunya adalah basa.

3.      Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses stadarisasi larutan!
Jawab :
a.       Bila bahan baku primer (bbp) digunakan sebagai zat padat, minimum hendaknya ditimbang 200 mg agar kesalahan penimbangan tak lebih dari 0,1%.
b.      Titran yang terpakai hendaklah 40 mL atau lebih agar kesalahan titrasi tidak melebihi 0,1 % karena kesalahan membaca letak meniscus sekitar 0,01 mL (dan ada dua pembacaan) ditambah kesalahan drainase buret sekitar 0,02 mL.
c.       Sebaiknya jangan menggunakan titrasi kembali, tetapi langsung menuju titik akhir sebab setiap tahap pengerjaan merupakan sumber kesalahan.
d.      Selalu harus dihindarkan menstandarisasi dengan sebuah selisih hasil maksimum (0,1 – 0,2%).

4.      Bagaimana sehingga terbentuk senyawa kompleks dalam proses titrasi kompleksometri!
Jawaban
Dalam kompleksometri terdapat kelat. Kelat terbentuk karena adanya titrat dan titran yang saling mengkompleks membentuk ligan dan tergantung pada titran dan titrat yang hendak diamati.

5.      Gambarkan struktur dari EDTA yang merupakan pereaksi pada titrasi titrametri!


6.      Hal apaa yang biasa  dilakukan agar selektifitas dari titrasi dapat tercipta!
Jawaban :
Karena banyaknya logam yang dapat dititrasi dengan EDTA, maka masalah selektivitas menjadi masalah penting untuk dikaji. Tampaknya pemisahan pendahuluan seperti pemisahan berdasarkan penukaran anion atau ekstraksi pelarut perlu dilakukan terhadap suatu campuran. Selektivitas dapat diperbaiki dengan mengendalikan pH pemakaian pengkompleks sekunder, pemilihan penitrannya dan pengendalian laju reaksi.

7.      Tuliskan kelebihan dari titrasi kompleksometri!
Jawaban :
Titrasi kompleksometri menggunakan larutan standar primer sehingga tidak perlu distandarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan. Suatu titik ekuivalen segera tercapai dalam titrasi demikian dan akhirnya titrasi kompleksometri dapat digunakan untuk penentuan beberapa logam pada operasi sjala semimikro.

8.      Jelaskan apa yang dimaksud permanganometri, dikromatrometri, cerimetri, iodimetri, iodometri, iodatometri, bromometri dan bromatometri!
Jawaban :
a.       Permanganometri adalah titrasi redoks menggunakan larutan standar kalium permanganat.
b.      Dikromatometri adalah zat yang mempunyai kekuatan oksidasinya lebih lemah dan reaksinya lambat.
c.       Cerimetri adalah oksidator yang sangat baik dengan indicator o-fenatrolin.
d.      Iodimetri adalah analisa dengan menggunakan iodin secara langsung.
e.       Iodometri adalah titrasi dengan natrium tiosulfat dan titrasi iodin secara tidak langsung.
f.       Bromometri adalah larutan standar primer dan sifatnya sangat stabil.

9.      Bagaimana cara menentukan titik akhir titrasi dalam titrasi redoks!
Jawaban :
Titik akhir titrasi redoks daoat dilakukan dengan membuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume titran, atau dapat juga menggunakan indicator. Dengan memandang tingkat kemudahan dan efisiensi maka titrasi redoks dengan indicator seringkali banyak dipilih.

10.  Jelaskan perbedaan  oksidasi dan reduksi secara umum!
Jawaban :
a.       Oksidasi adalah perubahan kimia yang terjadi kenaikan bilangan oksidasi
b.      Sedangkan reduksi adalah untuk setiap penurunan bilangan oksidasi.

11.  Hitunglah berat kalsium oksida yang dihasilkan bila 3,164 gr CaCO3 dipanaskan dengan pemanasan tinggi. Reaksinya : CaC2O4          CaO + CO + CO2.
12.  Berapa berat K4Fe(CN)6 yang dapat dihasilkan dari 1,68 gram cuplikan yang mengandung 82,% K4Fe(CN)6.
13.  Sampel KBr tidak murni seberat 523,1 mg diperlakukan dengan larutan AgNO3 berlebih ternyata diperoleh endapan AgBr seberat 814,4 mg. berapakah tingkat kemurnian KBr dalam sampel yang dinyatakan dalam %?
14.  Klorisondiamina klorida (C14H18C16N2,  Mr = 427) adalah suatu obat tekanan darah tinggi. Sejumlah 2,89 g cuplikan obat ini dipanaskan dalam tabung tertutup untuk menghancurkan zat organik dan membebaskan klorida. Setelah reaksi sempurna, air ditambahkan ke dalam tabung dan sisanya dihilangkan dengan penyaringan penambahan AgNO3 berlebihan pada hasil penyaringan di atas pada hasil penyaringan di atas menghasilkan 0,187 gram AgCl. Hitunglah persentase klorisondiamina hidroksida dalam cuplikan tersebut, dengan anggapan bahwa obat tersebut merupakan satu-satunya sumber klorida.





1 komentar:

  1. Online Casinos in Michigan - Free Baccarat and Strategy
    Michigan online casinos งานออนไลน์ offer more games and a 메리트카지노 chance to win prizes when you play online casino games like 바카라사이트 roulette, blackjack and more. For those

    BalasHapus